Saya engga pernah mengira ternyata Banyuwangi memiliki potensi wisata alam yang keren. Padahal dulu ketika masih kuliah di Bali, saya melewati kota ini setahun 4x ketika pulang-pergi ke kampung halaman, namun kesempatan menjelajah Banyuwangi baru kesampaian di akhir tahun 2012 kemarin.
Pada saat long weekend di bulan November, saya menerima tawaran Eni
teman saya untuk berkunjung ke daerah asal my best friend ini di
Banyuwangi. I really enjoy berlibur di desa, selain alam pedesaan yang
indah penduduknya juga ramah dan so welcome.
|
Alam pedesaan Benculuk, tempat tinggal Eni |
|
Di dalam kereta executive to Banyuwangi |
Dari Surabaya menuju Banyuwangi memakan waktu sekitar 8 jam perjalanan dengan Kereta Api.
Kamis pagi jam 9 saya berangkat dari Surabaya dan tiba di Rogojampi jam
5 sore, Eni telah stand by di stasiun kecil Rogojampi untuk menjemput
saya. Tiba di rumah hari telah gelap, terlebih desa Rejosari-Benculuk tempat Eni tinggal
listrik masih minimalis. Hampir tidak ada lampu jalan yang
menerangi kecuali lampu dari rumah penduduk saja, saya serasa berada di
daerah KKN yang terpencil hehe...
Keesokan hari nya sebelum bepergian keliling tempat wisata di Banyuwangi kami berjalan-jalan di kebun orang tua Eni yang di tanami Jeruk. Di kebun kami icip-icip jeruk segar dan memanen se-ember jeruk untuk saya bawa pulang hehe...
SEGARA ANAK BEDUL, RESORT GRAJAGAN
Hari menjelang siang ketika kami berangkat berkeliling ke tempat wisata. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah teluk Segara anak bedul di resort Grajagan, yang berjarak sekitar 50km dari kota Banyuwangi. Teluk Segara anak bedul yang juga digunakan sebagai konservasi hutan mangrove, merupakan salah satu pintu masuk ke wilayah Taman Nasional Alas Purwo, yaitu Pos Bedul. Untuk menuju pos Bedul di tempuh dengan menyebrangi teluk Segara anak ini dengan menyewa perahu kayu yang ada di pelabuhan kecil di ujung hutan mangrove.
|
Pelabuhan kecil perahu kayu, keliling teluk selama 30 menit only Rp. 50.000/perahu |
Karena keterbatasan waktu kami tidak mengunjungi Pos Bedul, dimana
terdapat pantai Bedul yang indah. Kami hanya menyewa perahu mengelilingi
teluk sambil menikmati pemandangan sekitar. The place is just perfect
for photograph...
|
Jembatan ini menuju pelabuhan kecil, penyebrangan ke Pos bedul |
|
Perahu kayu untuk menyebrangi teluk |
|
View of teluk segara anak bedul |
|
Pink and green boat! cocok banget buat suasana ceria ini hehe... |
|
Enjoying the view segara anak |
PANTAI PULAU MERAH
Setelah puas berwisata di Segara anak bedul, next visit kami mengunjungi Pulau Merah. Pantai di selatan kota Banyuwangi yang ber-pasir putih luas membentang, sedangkan nama pulau merah di ambil dari bukit kecil dengan bebatuan merah yang menonjol di pinggir laut. Ombak pantai pulau merah juga di gemari para surfer, saya lihat ada beberapa surfer lokal dan dari Bali menjajal ombak pantai pulau merah.
Sayangnya tempat indah ini belum di kelola secara maksimal dan kurangnya kesadaran akan kebersihan sehingga masih terlihat sampah di mana-mana. Karena tempat parkir yang tidak tertata dengan jelas, kendaraan di parkir tak beraturan di pinggir pantai. However the sunset was beautiful, the sun slowly lay down between the rocks of Pantai Merah...
|
Pulau Merah |
|
Hamparan pasir putih di Pantai Pulau Merah |
|
Ketika sunset datang menjelang |
TAMAN NASIONAL BALURAN
Di hari ketiga saya dan Eni bersepeda motor menuju Taman Nasional
Baluran. Kami melewati kota Banyuwangi yang ramai karena sedang
berlangsung Banyuwangi festival 2012, heeemmmm sempat tergoda untuk
melihat carnival kesenian Banyuwangi, tapi karena perjalanan ke hutan
Baluran masih jauh, kami urungkan niat untuk mampir.
|
Di gerbang Taman Nasional Baluran, desa Batangan |
|
Jalanan aspal rusak membelah hutan menuju Pos Bekol |
|
Pos Bekol |
|
Ngaso bentar di Pos Bekol, mirip di Afrika ngga sih?? |
Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur pulau Jawa, memiliki aneka satwa yang di lindungi, terutama banteng. Jarak hutan Baluran dari Banyuwangi sekitar 35km, kami menempuh waktu 1 jam bersepeda dari kota hingga gerbang Taman Nasional Baluran di desa Batangan. Di dalam Taman Nasional Baluran terdapat beberapa tempat yang bisa di akses. Pos utama adalah pos Bekol, jarak dari Batangan menuju ke pos Bekol masih sejauh 12 km, dengan kondisi jalan aspal rusak dapat kami tempuh selama 40 menit. Sedangkan jarak dari Bekol menuju pantai Bama sejauh 3 km, yang kami tempuh selama 15 menit karena kondisi jalan berupa tanah berbatu.
|
Di Bekol sedang menuju pantai Bama yang berjarak 3km dengan jalan seperti ini |
Pada saat itu akhir November 2012, namun hutan Baluran sangat kering karena
sang hujan belum kunjung datang. Setelah menempuh jalan berbatu, dengan
motor matic membelah hutan dan padang rumput kering, akhirnya kami
sampai di tepian pantai yang biru kehijauan dan berpasir putih, Bama
beach. Pantai yang indah dengan air yang jernih dan bebatuan hitam. Yang saya sukai dari pantai ini adalah kondisi nya yang masih
alami dan sepi. Kita masih bisa mendengar suara burung dan lutung hutan
di kejauhan.
|
Pantai Bama |
Pengalaman yang seru di pantai ini adalah ketika kami berperang dengan monyet liar wkwkwkwk...
Kami membawa bekal makan siang dan berencana mencari tempat piknik yang asyik di pantai Bama. Begitu tiba kami berdua berjalan menyusuri pantai Bama hingga berada di bagian pantai yang sepi karena terletak agak jauh dari kawasan pengunjung. Karena takjub akan keindahan pantai itu kami segera berfoto-foto ria ala model kalender.
|
Menyusuri pantai di dalam Taman Nasional Baluran |
Tas perbekalan kami letak kan begitu saja di bawah pohon, eh tanpa
sepengetahuan kami sekelompok monyet hutan sedang mengintai. Bener aja,
ketika kita lalai si ketua monyet yang paling besar menggeledah tas dan
berhasil mencuri biskuit kami.... saya mencoba mengusir dengan tongkat
kayu, namun saya jadi keder ketika si
monyet besar menggeram memperlihatkan taringnya sambil bersiap-siap
melompat ke arah kami, dan tahu-tahu kawanan monyet yang lain ikut
datang menyerbu. Serta merta kami segera memunguti perbekalan yang
tersisa dan lari terbirit birit berteriak minta tolong.
|
Sekelompok monyet di kejauhan sebelum menyerang ;-p |
Yang paling lucu, saat itu kami sedang foto-foto dalam pakaian
renang hahaha... jadi saya berlarian setengah bingung dalam pakaian
renang dan malu jika terlihat orang, saya kemudian bersembunyi di balik
pohon bakau untuk mengenakan sarung pantai, sedangkan Eni di belakang
saya mencoba mengusir monyet yang masih mengikuti dengan tongkat kayu.
Setelah selesai mengenakan sarung pantai, kami lari lagi mencari
pertolongan wkwkwkwk... pada saat kami tiba di sisi pantai yang ada
pengunjung nya, monyet-monyet liar itu berhenti mengejar. Kami yang
masih trauma bersembunyi di cafetaria penjaga pantai Bama sambil memakan
perbekalan kami... yah jadinya piknik di cafetaria deh...
|
Bagai brosur liburan ke Hawaii kaaan hehe... |
|
Enjoying the day sebelum di kejar-kejar monyet hutan hehe... |
|
Pantai dan dahan pohon landai, just perfect place for picnic |
Di Pantai Baluran di sediakan berbagai fasilitas bermain air seperti kano, snorkeling dan glass bottom boat, harga sewa nya engga mahal kok, rata-rata cuma Rp. 35.000/orang. Kawasan Baluran in di kelola oleh balai taman nasional setempat, di area pos penjaga pantai Bama di dirikan beberapa pondokan untuk di sewakan, ada fasilitas umum seperti, kantin, musholla dan tempat parkir yang cukup luas. Kami berkenalan dengan Mas Ferdi, salah satu penjaga pantai Bama yang ramah. Setelah chit chat ringan kami menyewa peralatan snorkel dan kano, and hop! saya dan Eni segera nyemplung ke laut... yippeee... aiiirrr!!! hehehe...
The beach was so stunning with the white sand, clear water, clear blue sky, and the sun shining bright... just perfect day for canoing, snorkeling or just lay down for sun bathing... saya merasa tenteram karena jauh dari dunia nyata, dunia under pressure at work dan kemacetan di Surabaya wkwkwk. Bama beach was perfect place to escape!
Sementara Eni berenang menjelajah isi laut dengan peralatan snorkel nya, saya menikmati keindahan laut dengan bermain kano hingga menjauh dari pantai. Eni act like my mom hehe.. suka panik dan berteriak memperingatkan saya, karena saya membandel mengayuh kano ke lautan yang berwarna biru gelap, sebagai pertanda lautan dalam.
Saya mendayung ke pinggir setelah melihat gugusan batu karang hitam yang indah di pantai, kami berhenti and took some pictures dooong hehe... tiba-tiba dari kejauhan mas Ferdi berlarian ke arah kami, ternyata dia khawatir jika kami terseret arus air berbahaya di sekitar daerah itu, he said sorry that he forgot to remind us two ladies yang blusukan di lautan, di pinggir hutan pula. Kasihan mas Ferdi yang berlari menyusul kami... padahal tempat kami bermain cukup jauh dari pos penjagaan.
|
Eni lengkap dengan kostum snorkel nya |
|
Senengnya berayun ayun di pohon, di atas air pantai yang bening |
|
Bebatuan di Pantai Bama |
Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, uugggghhhh I hate when the time
to go is come padahal belum puas bermain air laut. Jam 4 sore kami
harus segera balik sebelum hari gelap, karena masih harus berkendara
dengan motor melewati padang rumput dan hutan Baluran, engga oke kan
kalo di seruduk babi hutan di dalam hutan yang gelap. Kita tiba di rumah sekitar jam 7 malam dengan selamat dan kulit yang menghitam terbakar sinar matahari ;-)
|
Banteng Taman Nasional Baluran |
Sebenarnya banyak tempat-tempat wisata di Banyuwangi yang belum saya
kunjungi seperti Pantai Plengkung yang terkenal akan ombak surfing nya
dan Pantai Sukamade yang alami, well
maybe next time I will plan to make it happen. Setelah 4 hari 3 malam
yang menyenangkan saya pun kembali pulang ke Surabaya = back to reality
hiks.
Mengunjungi Pantai Bama di Taman Nasional Baluran bagi saya adalah
saat yang paling berkesan, karena pantai nya yang indah, masih alami
dan belum terlalu komersil. Berada di tempat ini waktu serasa terhenti. Hutan dan alamnya masih terjaga keaslian nya bagai di jaman purba, kita seperti
berada jauuuuh dari dunia yang bising ini...
|
Pohon tua di pinggiran pantai Bama |
|
Padang dan hutan mengering karena kemarau panjang |
FOOTNOTES:
- How to get there? dari Surabaya menuju Banyuwangi bisa di tempuh dengan kereta api atau bus patas. Harga tiket kereta ber-AC starting from Rp. 150.000, sedangkan tiket bus patas Rp. 90.000 (price of 2012).
- Kalau berencana langsung menuju Taman Nasional Baluran lebih mudah di tempuh dengan bus patas, karena gerbang Taman Nasional Baluran tepat berada di jalur Surabaya - Banyuwangi jalur utara (Jalan Raya Situbondo-Banyuwangi)
- Dari arah Bali jarak gerbang Taman Nasional Baluran masih sekitar 27km dari Pelabuhan Ketapang. Di pelabuhan Ketapang Banyuwangi banyak terdapat angkutan umum dengan jurusan Situbondo yang melewati hutan Baluran.
- Dari gerbang Taman Nasional Baluran di desa Batangan, di sediakan ojek motor atau mobil menuju ke Bekol (pos pengawasan Taman Nasional Baluran) dan pantai Bama. Tarif nya engga mahal koq, seperti list di bawah ini.
- So bagi backpacker yang pergi dengan public transport, no need to worry about the accessibility, transportasi dan akomodasi ;-)
- Jika masih perlu informasi lebih details bisa check di
http://balurannationalpark.web.id/
- Bagi yang suka adventure engga usah khawatir akan mati gaya di Taman Nasional Baluran ini, karena banyak activity yang bisa di lakukan seperti safari hutan mengamati satwa, bird watching, treking di konservasi hutan bakau atau sekedar bermain di pantai Bama. Cuman karena berada di tengah hutan, fasilitas yang di sediakan masih sederhana terutama listrik dan air. Jangan berharap bisa eksis di dunia maya pada saat di Taman Nasional Baluran, karena tidak ada sinyal ponsel yang terdeteksi ;-p
|
Teuteup dong ya kuliner engga ketinggalan, icip-icip rujak soto makanan khas Banyuwangi |
|
The Trekker |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar